Selasa, 09 Februari 2010

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DITINJAU DARI AL-QUR’AN

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DITINJAU DARI AL-QUR’AN

I. PENDAHULUAN
Konsep Manusia ditinjau dari al-Qur’an sungguh sangat menarik sekali untuk dikaji. Firman Allah dalam al-Qur’an mengenai konsep manusia sungguh sangat banyak sekali, ini berarti penciptaan manusia sangat diperhatikan sekali oleh Allah. Ini terbukti bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna diantara para makhluknya dan Allah tidaklah main-main dalam penciptaan manusia itu sendiri. Padahal hanya dari setetes air sperma Allah dapat menciptakan makhluk yang paling tinggi derajatnya diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya dan menjadikan manusia itu sebagai khalifah di bumi guna untuk memakmurkan bumi itu sendiri.
Dari Adam as sampai sekarang ini manusia telah mampu membentuk suatau peradaban yang sungguh mengagumkan itu semua tidak terlepas dari keagungan Allah swt. Karena itu kita sebagai manusia harus bersyukur kepada Allah swt dengan cara beribadah kepadanya sepanjang ruh kita masih ada dalam jasad.
Dalam makalah ini saya akan berusaha memaparkan konsep-konsep Allah swt mengenai penciptaan manusia yang ditinjau dari kalamullah yaitu al-Qur’an.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Istilah manusia dalam al-Qur’an
B. Asal-usul manusia
C. Perintah memperhatikan proses penciptaan manusia
D. Proses penciptaan manusia

III. PEMBAHASAN
A. Istilah Manusia Dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki perisrtilahan untuk pengertian manusia yaitu: al-basyar, al-insan dan al-nas. Al-basyar merujuk pada manusia sebagai makhluk biologis. Hal ini berbeda dengan ungkapan al-insan, manusia yang bergerak maju ke taraf menjadi sempurna seperti berilmu pengetahuan. Istilah ketiga untuk manusia ialah al-nas, yaitu konsep yang mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial. Dari uraian ketiga makna untuk “manusia” tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk biologis, psikologis, dan sosial.

B. Asal-Usul Manusia
Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan mengenai asal-usul manusia ini anatara lain yaitu: an-Nisa’ (4): 1, al-An’am (6): 98, al-A’raf (7): 189, az-Zumar (39): 6, ar-Rahman (55): 14, Nuh (71): 17. Tapi di sini saya coba ambil dari Q.S. an-Nisa’ (4) ayat 1.
 ••                 •       •     
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.

Di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia agar bertakwa kepada-Nya. Yang memelihara manusia dan melimpahkan nikmat karunia-Nya. Dialah yang menciptakan manusia dari seorang diri yaitu Adam. Dengan demikian Adam adalah manusia pertama yang dijadikan oleh Allah swt. Kemudian dari diri yang satu itu Allah menciptakan pula pasangannya yaitu Hawa. Dari kedua Adam dan Hawa berkembang biaklah manusia.

C. Perintah Memperhatikan Proses Penciptaan Manusia
Dalam al-Qur’an ayat yang menerangkan tentang perintah memperhatikan proses penciptaan manusia hanya ada dua yaitu: al-‘Ankabut (29): 20 dan ath-Thaariq (86): 5-7. Tapi di sini saya coba ambil dari Q.S. ath-Thaariq (86) ayat 5-7.
       •        
5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?
6. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
7. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.


D. Proses Penciptaan Manusia
Sementara ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang proses penciptaan manusia sangat banyak sekali diantaranya yaitu: al-An’am (6): 2, al-A’raf (7): 12, Huud (11): 65, al-Hijr (15): 26, 27-28, 33, an-Nahl (16): 4, al-Israa’ (17): 61, al-Kahfi (18): 37, al-Hajj (22): 5, al-Mu’minuun (23): 12-15, al-Furqaan (25): 54, ar-Rum (30): 20, as-Sajdah (32): 7-9, al-Faathir (35): 11, Yaasin (36): 77, Shaad (38): 71-72, 76, az-Zumar (39): 6, al-Mu’min (40): 67, an-Najm (53): 45-46, al-Qiyaamah (75): 37-39, al-Insaan (76): 2, al-Mursalaat (77): 20-23, ‘Abasa (80): 18-20, at-Thaariq (86): 5-7, dan al-‘Alaq (96): 2. Di sini saya akan coba ambil dari Q.S. al-Hajj (22) ayat 5.
 ••                                          •   •                   •       
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”

Dalam ayat ini Allah mengemukakan bukti-bukti adanya hari berbangkit itu dengan mengemukakan dua macam dalil. Pertama ialah dalil-dali yang berhubungan dengan proses kejadian manusia dan yang kedua ialah dalil-dalil yang berhubungan dengan proses kehidupan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
Allah menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut:
1. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam as, adalah dari tanah. Kemudian dari Adam diciptakan isterinya Hawa, dan dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nutfah”. Yang dimaksud dengan “nutfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari seprma ini bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan sperma dengan ovum ini merupakan perkawinan yang sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa terjadi pula pada binatang.
3. Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding rahim si ibu dan setelah beberapa lama berubah menjadi segumpal darah.

4. Dan segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
5. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacat dan kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna, terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Proses kejadian “nutfah” menjadi “alaqah” adalah empat puluh hari, dari “alaqah” menjadi “mudgah” (segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari sesudah itu, Allah meniupkan roh, menetapkan rezki, amal, bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadist dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda:
اِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِى بُطُوْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ عَلَيْهِ الْمَلَكُ فَيُنْفَخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعٍ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَعَمَلِهِ وَأَجَلِهِ أَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ (رواه البخارى و مسلم)

“Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi segumpal daging selama selama itu ( pula). Kemudian Allah mengutus malaikat, setelah Allah meniupkan roh kedalamnya, maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rezkinya, ajalnya, amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Allah menetapkan proses kejadian yang demikian, yaitu membiarkan nutfah, alaqah, mudgah sampai berbentuk bayi yang sempurna dalam waktu yang ditentukan itu, adalah untuk menerangkan kepada manusia tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan kerapian aturan-aturan yang dibuatnya, dan untuk menjadi bahan pemikiran bagi manusia, bahwa jika Allah kuasa menciptakan manusia pada kali yang pertama, tentulah Dia kuasa pula menciptakan-Nya pada kali yang kedua, dan menciptakan sesuatu pada kali yang kedua itu biasanya lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama.


IV. SIMPULAN
Proses kejadian manusia ternyata sangat panjang perjalanannya, kalau kita tinjau dari al-Qur’an ternyata melalui beberapa tahapan yang tidak sebentar. Di mana manusia awalnya adalah dari Nabi Adam as serta pasangannya yaitu Hawa kemudian dari kedua pasangan tersebut lahirlah suatu peradaban manusia sampai saat ini. Dengan proses bertemunya sperma dengan ovum itulah yang menjadi awal terciptannya manusia kemudian berubah menjadi mudgah (darah) setelah itu berubah lagi menjadi alaqah (daging) dan akhirnya lahirlah bayi dengan ketetapan-ketetapan yang telah ditulis oleh malaikat kapan ajalnya, rezkinya, keberuntungannya dan sebagainnya. Dan ingat bahwa Allah itu menciptakan manusia tidak untuk main-main saja, maka kita sebagai makhluk ciptaan-Nya harus patuh apa yang diperintahkan-Nya sebagi wujud rasa syukur kita kepada Allah swt.

V. PENUTUP
Akhirnya dengan rasa syukur kepada Allah swt, makalah ini dapat saya selesaikan. Adapun kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan guna untuk perbaikan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat pula pada diri saya sendiri. Amin



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim
Gani, Bustami A., dkk, al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf, 1990)
Khalil, M.S., Kunci Untuk Mencari Ayat al-Qur’an, (Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1984)
Syukur, Amin, Pengantar Studi Islam, (Semarang, CV. Bima Sejati, 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail