Selasa, 22 Juni 2010

Administrasi Kesiswaan

ADMINISTRASI KESISWAAN

I. PENDAHULUAN
Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh pelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah, menggunakan fasilitas, memperoleh bimbingan, dan sebagainya. Di samping itu siswa juga mepunyai kewajiban untuk hadir pada waktu pelajaran, mengikuti pelajaran, dan mentaati tata tertib yang berlaku. Siswa dipandang sebagai makhluk yang unik yang secara wajar sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga proses pendidikan yang baik akan berusaha membantu proses pertumbuhan dan perkembangan itu dengan tidak mengesampingkan keunikan masing-masing serta potensi yang dipunyainya.
Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib dan teratur, tercapai apa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Pemaparan di atas merupakan sebagian dari pembahasan dalam makalah administrasi kesiswaan ini. Dan untuk lebih jelasnya kami akan mencoba memaparkan makalah ini dengan rumusan masalah yang ada di bawah ini.

II. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas beberapa sub, yaitu:
A. Buku induk dan buku mutasi
B. Kehadiran dan kedisiplinan
C. Pengelolaan kelas
D. OSIS
E. Pengembangan diri
F. Lampiran.

III. PEMBAHASAN
A. Buku induk dan buku mutasi
1. Buku induk
Buku induk merupakan kumpulan daftar nama siswa sepanjang masa dari sekolah tersebut. Murid baru perlu dicatat segera dalam buku besar yang biasa disebut buku induk atau buku pokok. Catatan dalam buku induk harus lengkap meliputi data dan identitas siswa, dalam hal ini sebagian data dapat diambil dari formulir pendaftaran. Di samping identitas siswa, dalam buku induk juga berisi prestasi belajar siswa (daftar nilai raport) dari tahun ke tahun selama siswa tersebut belajar di sekolah. Catatan dalam buku induk harus jelas, dan ini merupakan tanggung jawab Kepala Sekolah yang penggarapannya bisa diserahkan kepada pegawai sekolah.
Adapun contoh format identitas (keterangan) diri siswa dalam buku induk terdapat dalam lampiran.
2. Buku mutasi
Perpindahan siswa biasa juga disebut dengan istilah mutasi siswa. Perpindahan siswa sebenarnya mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis.
2. Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain.
Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis. Perpindahan jenis ini pada hakikatnya ialah perpindahan wilayah atau tempat. Jenis sekolah, tingkat / kelas, dan jurusan atau program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya.
Perpindahan siswa yang kedua ialah perpindahan jenis program. Pada suatu lembaga pendidikan terdapat program pilihan A dan program pilihan B. Siswa dari kelompok program pilihan A ingin pindah ke program pilihan B atau sebaliknya. Perpindahan tersebut diperbolehkan asalkan kesemuanya harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu:
a. Siswa harus telah mengikuti program yang telah dipilih sebelumnya sekurang-kurangnya satu semester.
b. Siswa harus mempunyai keyakinan penuh bahwa program baru lebih sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c. Perpindahan program harus mendapat persetujuan orang tua atau wali yang bersangkutan.
Adapun contoh format buku mutasi terdapat dalam lampiran.
B. Kehadiran dan kedisiplinan
1. Kehadiran
Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut dengan istilah presensi siswa. Pengertian presensi siswa mengandung dua arti, yaitu masalah kehadiran di sekolah (school attendance) dan ketidakhadiran di sekolah (non school attendance). Kehadiran dan ketidakhadiran siswa di sekolah dianggap merupakan masalah penting dalam pengelolaan siswa di sekolah, karena hal ini sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Di samping itu, kehadiran dan ketidakhadiran siswa di sekolah merupakan gambaran tentang ketertiban suatu sekolah. Pengertian kehadiran di sekolah bukan hanya berarti siswa secara fisik ada di sekolah, melainkan yang lebih penting ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan di sekolah.
Daftar presensi atau daftar hadir dimaksudkan untuk mengetahui frekuensi kehadiran siswa di sekolah sekaligus untuk mengontrol kerajinan belajar mereka. Tugas guru atau petugas yang ditunjuk adalah: memeriksa dan memberikan tanda tentang hadir atau tidaknya seorang siswa satu kali dalam sehari.
Adapun contoh format daftar presensi atau daftar hadir siswa terdapat dalam lampiran.
2. Kedisiplinan
Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya. Dalam kamus administrasi, The Liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai berikut: “Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.Dari pengertian tersebut, apabila kita terapkan dalam kelas atau sekolah, maka pengertian disiplin kelas atau sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Disiplin kelas / sekolah ialah keadaan tertib di mana guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas atau sekolah tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati”. Dengan memperhatikan pengertian-pengertian tersebut kita akan dapat menerima bahwa disiplin mempunyai dua macam tujuan, yaitu:
a. Membantu siswa untuk menjadi matang pribadinya dan mengembangkannya dari sifat-sifat ketergantungan menuju tidak ketergantungan. Sehingga ia mampu berdiri sendiri atas tanggungjawab sendiri.
b. Membantu anak untuk mampu berusaha menciptakan situasi yang favorable (menyenangkan) bagi kegiatan belajar mengajar, di mana mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian diharapkan bahwa disiplin merupakan bantuan kepada siswa agar mereka mampu berdiri sendiri.
C. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas merujuk kepada berbagai jenis kgiatan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini termasuk juga mengatur siswa dan tingkah lakunya, mengatur ruang atau benda-benda untuk menciptakan berbagai kemudahan dalam belajar. Salah satu faktor yang dapat mendorong berlangsungnya proses belajar mengajar secara lebih baik adalah menyediakan kondisi dan situasi yang menguntungkan. Adapun kondisi dan situasi yang dimaksud diantaranya adalah:
1. Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa.
2. Pengaturan tempat duduk, dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, di mana guru dapat mengontrol tingkah laku siswa.
3. pengaturan peyimpanan barang-barang, Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dalam kepentingan belajar mengajar.

D. OSIS
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan siswa serta memberikan wahana bagi siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang sesuai. Oleh karena itu supaya pembinaan administrasinya terutama menyangkut pembinaan pengelolaan organisasinya dan kegitannya, apa pun kegiatan yang dikembangkan hendaknya selalu dalam rangkaiannya dengan tujuannya, yaitu pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, pengembangan keterampilan dan pengembangan sikap. Contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah melalui OSIS adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran.
a. Diskusi, temu karya, seminar, dan lain-lain.
b. Penelitian.
c. Karya wisata.
d. Penulisan karangan untuk berbagai media.
e. Percobaan-percobaan akademis di luar kelas.
2. Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar hobi.
a. Latihan kepemimpinan.
b. Palang Merah Remaja.
c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
d. Pramuka.
e. Lintas alam.
f. Olah raga.
g. Kesenian.
h. Pengaturan lalu lintas.
3. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap.
a. Pengumpulan dana sosial.
b. Membantu masyarakat yang kena musibah.

E. Pengembangan diri
Pengembangan diri atau yang sering disebut dengan kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilaksankan sekolah, namun pelaksanaannya di luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang tercantum dalam jadwal pelajaran. Kegiatan ekstra kurikuler, adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan ekstra kurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan.
F. Lampiran
a. Contoh format buku induk
1. Nama Siswa : …………………………………….
2. Jenis kelamin : …………………………… Pas foto
3. Tempat, tgl. lahir : ……………………………… 3 x 4
4. Warga Negara : …………………………………….
5. Agama : …………………………………….
6. Anak ke : …………………………………….
7. Alamat : …………………………………….
8. Asal sekolah : …………………………………….
9. Diterima : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. Di kelas : …………………………………….
10. Orang tua / wali siswa : …………………………………….
a. Nama : …………………………………….
b. Pendidikan : …………………………………….
c. Pekerjaan : …………………………………….
d. Alamat : …………………………………….
11. Penghargaan yang pernah
diterima siswa : …………………………………….
12. Data anekdot : …………………………………….
13. Keluar : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. Pada kelas : …………………………………….
c. Alasan : …………………………………….
14. Kelulusan : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. STTB Nomor : …………………………………….
c. Melanjutkan ke : …………………………………….
15. Perpindahan : …………………………………….
a. Tanggal : …………………………………….
b. Pindah ke : …………………………………….
c. Di kelas : …………………………………….
16. Keterangan lain-lain : …………………………………….
Catatan : pada halaman yang lain tercatat juga data prestasi belajar (angka nilai raport).
b. Contoh format buku mutasi
KETERANGAN PINDAH / MUTASI SISWA
Nomor :
1. NPSN : …………………………………….
2. Nama Siswa : …………………………………….
3. Nomor induk : …………………………………….
4. Jenis kelamin : …………………………………….
5. Kelas / program / jurusan : …………………………………….
6. Agama : …………………………………….
7. Tempat, tgl. lahir : …………………………………….
8. Nama orang tua / wali : …………………………………….
9. Pekerjaan orang tua / wali : …………………………………….
10. Alamat : …………………………………….
11. Berasal dari sekolah : …………………………………….
12. Pindah / mutasi ke sekolah : …………………………………….
13. Diterima di kelas : …………………………………….
14. Tanggal pindah / mutasi : …………………………………….
15. Alasan pindah / mutasi : …………………………………….
16. Catatan / keterangan : …………………………………….
a. Lampiran keterangan ini terdiri atas:
1. Buku penilaian hasil belajar / raport
2. Buku laporan pribadi
b. Setelah keluar,siswa yang bersangkutan tidak dapat diterima kembali di sekolah ini.
………….. , …………………… 20…
Mengetahui / menyetujui Kepala Sekolah,
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Kab.
Kasubdin SMP, SMPLB, SMA, SMK Stempel
mengenai
foto
…………………………………….. ………………………
NIP, ………………......................... NIP, ………………...


Tanda penerimaan :
Siswa tsb. Dapat diterima pada
Tanggal …………. Kelas ……
No. Induk ………..
Kepala Sekolah,


………………………………..
NIP, ………………………….
c. Contoh format presensi atau daftar hadir siswa
Daftar Presensi bulan : …………………. Tahun : ……….
Kelas : ……………………
Jumlah siswa : …………………….



IV. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat kami simpulkan bahwa administrasi kesiswaan itu terdiri dari beberapa bagian yang saling terkait. Jadi antara buku induk itu ada kaitannya dengan buku mutasi, begitu juga kehadiran siswa berkaitan dengan kedisiplinan siswa pada saat mengikuti semua peraturan yang ada di sekolah. Mengenai pengelolaan kelas peranan seorang guru itu patut diandalkan karena selain sebagai pengajar seorang guru itu juga seorang yang menjadi contoh bagi siswa-siswanya. Karena dalam proses pembelajaran tidak hanya mentransferkan ilmu pengetahuan saja melainkan juga membentuk karakter seorang siswa menjadi seseorang yang mempunyai akhlak yang baik di sekolah maupun di masyarakat. Untuk menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam berorganisasi, maka di setiap sekolah dibentuk sebuah organisasi yang menampung dan memenuhi semua yang menjadi minat dari seorang siswa. Organisasi tersebut biasa disebut OSIS. Tidak hanya hal beorganisasi saja yang dikembangkan dalam suatu lembaga pendidikan, melainkan ada pula kegiatan ekstra kurikuler yang dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan kedisiplinan dari seorang siswa. Jadi seorang siswa itu merupakan makhluk yang unik, perkembangannya akan menentukan masa depannya kelak.

V. PENUTUP
Dengan memuji kepada Allah, alhamdulillah makalah ini dapat kami selesaikan. Kami merasa bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu tulisan, sistematika penulisan, maupun pemaparan. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.




















DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, M., 2008, Administrasi Penidikan, Jakarta, Rineka Cipta.
http://sman1pare.sch.id/wp-content/uploads/2008/07/format.jpg
Suryosubroto, B., 1984, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta, Bina Aksara.
______________, 2004, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tim Dosen Jurusan Administrasi FIP IKIP Malang, 1989, Administrasi Pendidikan, Malang: IKIP Malang.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1991, Administrasi Pendidikan, Semarang, IKIP Semarang Press.

2 komentar:

  1. apa yang harus guru lakukan jika ada seorang siswa yang cenderung pasif

    BalasHapus
  2. guru perlu memberikan rasa perhatian yang lebih pada siswa tersebut dengan melibatkan dalam setiap metode pembelajaran, misalnya team quis guru kalau bisa menunjuk dan memberi motivasi agar siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan, meskipun belum tepat jawabannya,,

    BalasHapus

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail