Minggu, 04 Juli 2010

TELAAH KURIKULUM AKIDAH AKHLAK MADRASAH IBTIDAIYAH

TELAAH KURIKULUM AKIDAH AKHLAK
MADRASAH IBTIDAIYAH

I. PENDAHULUAN
Rumusan tujuan pendidikan Islam sangatlah relevan dengan rumusan tujuan Pendidikan Nasional. Rumusan tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan Agama Islam di Madrasaah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi, dan melengkapi. Akidah atau keimanan merupakan akar atau pokok agama dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan / seni, iptek, olahraga / kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh.
Pemaparan di atas merupakan sebagian dari pembahasan makalah ini, dan untuk mengetahui lebih jelas lagi dari pembahasan makalah ini berikut ini akan kami paparkan dengan sub-sub yang ada dalam rumusan masalah di bawah ini.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah.
B. Struktur Kurikulum Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah.
C. Tujuan Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
D. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
E. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
F. Analisis Terhadap Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah.

III. PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Akidah Akhlak pada madrasah Ibtidaiyah meliputi mengenal dan meyakini rukun iman kepada Allah sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengalaman akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.

B. Struktur Kurikulum Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Adapun struktur kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi Al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam serta tambahan pelajaran Bahasa Arab. Untuk lebih jelasnya struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah disajikan pada table di bawah ini.
Keterangan:
1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksankan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).


C. Tujuan Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI ang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
Mata pelajaran Akidah Akhalak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

D. Ruang lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah
Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:
1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha illallaah, bsamalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar, ta’awudz, maasya Allah, assalamu’alaikum, salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illa billah, dan istighfar.
2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahiim, as-Sami’, ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamid, asy-Sakuur, al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Bathiin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhab, al-‘Aliim, ash-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, al-Latiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, al-Hakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim.
3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat tayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).
b. Aspek akhlak meliputi:
a. Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
b. Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c. Aspek adab Islami, meliputi:
1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.
2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga
4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan.
d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS, Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus, dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan Indikator.

E. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah


Kelas I, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal rukun iman, syahadat tauhid dan syahadat rasul, al-asma’ al-husna (al-Ahad dan al- Khaliq)



1.1 Menghafal enam rukun iman
1.2 Menghafal dua kalimat syahadat
1.3 Mengartikan dua kalimat syahadat
1.4 Mengenal sifat-sifat Allah (al-Ahad dan al-Khaliq) melalui kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhannya

2. Membiasakan akhlak terpuji



2.1 Membiasakan berakhlak terpuji: hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Adab mandi dan berpakaian

3. Menghindari akhlak tercela. 3.1 Membiasakan diri untuk menghindari akhlak tercela: hidup kotor, bohong/dusta, dan berbicara kotor dalam kehidupan sehari-hari.


Kelas I, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Memahami kalimat thayyibah (basmalah) dan al-asma’ al-husna (ar- Rahman, ar-Rahiim dan as- Sami’)
4.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (basmalah)
4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’al husna (ar-Rahman, ar-Rahiim dan as-Sami’)
5. Membiasakan akhlak terpuji 5.1 Membiasakan adab belajar dan bermain
5.2 Membiasakan adab makan dan minum

6. Menghindari akhlak tercela 6.1 Membiasakan diri untuk menghindari berbicara jorok/kotor dan bohong dalam kehidupan sehari-hari

Kelas II, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (hamdalah), dan al-asma’ al-husna (ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, dan asy-Syakuur)



1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (hamdalah)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, dan asy-Syakuur)
1.3 Mengenal Allah melalui pengenalan terhadap salat lima waktu


2. Membiasakan akhlak terpuji




2.1 Membiasakan bersikap syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Membiasakan berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum, dan bersin dalam kehidupan sehari-hari
3. Menghindari akhlak tercela 3.1 Menghindari sifat sombong melalui kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW



Kelas II, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Memahami kalimat thayyibah (tasbiih) dan al-asma’ al-husna (al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, dan al Badii’).

4.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (tasbiih)
4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, dan al Badii’)

5. Membiasakan akhlak terpuji

5.1 Membiasakan bersifat jujur, rajin, dan percaya diri
5.2 Membiasakan berakhlak baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari

6. Menghindari akhlak tercela 6.1 Menghindari sifat malas melalui kisah masa remaja Nabi Muhammad SAW

Kelas III, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (Subhaanallaah, Maasyaallah), al-asma’ al-husna (al-Mushawwir, al-Haliim, dan al-Kariim)
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Subhanallaah, Maasyaallah)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Mushawwir, al-Haliim, dan al-Kariim)

2. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah 2.1 Mengenal malaikat-malaikat Allah

3. Membiasakan akhlak terpuji 3.1 Membiasakan sifat rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ismail

4. Menghindari akhlak tercela 4.1 Menghindari sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros






Kelas III, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
5. Memahami kalimat thayyibah (ta’awudz), al-asma’ al-husna (al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib dan al-Wahhaab)

5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (ta’awudz)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib, dan al-Wahhaab)
6. Beriman kepada makhluk gaib selain Malaikat.
6.1. Mengenal makhluk gaib selain Malaikat (jin dan setan)

7. Membiasakan akhlak terpuji

7.1 Membiasakan sikap rukun dan tolong-menolong
7.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap saudara dalam kehidupan sehari-hari

8. Menghindari akhlak tercela 8.1 Menghindari sifat khianat, iri, dan dengki melalui kisah kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS

Kelas IV, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (inna lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun) dan al-asma’ al-husna (al-Mukmin, al-Azhim, al- Haadii, al-Adlu, dan al-Hakam) 1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (inna lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Mukmin, al-Azhim, al- Haadii, al-Adlu, dan al-Hakam)


2. Beriman kepada kitab-kitab Allah 2.1 Mengenal kitab-kitab Allah
3. Membiasakan akhlak terpuji 3.1 Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan melelui kisah Mashithah



4. Menghindari akhlak tercela 4.1 Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah

Kelas IV, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
5. Memahami kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum) dan al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan al- Latiif)
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan al- Latiif)

6. Beriman kepada Rasul-Rasul Allah 6.1 Mengenal Rasul dan Nabi Allah

7. Membiasakan akhlak terpuji 7.1 Membiasakan akhlak sidik, amanah, tablig, fatanah dalam kehidupan sehari-hari
7.2 Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari
7.3 Mencintai dan meneladani akhlak mulia lima Rasul Ulul Azmi

8. Menghindari akhlak tercela 8.1 Menghindari sifat munafik dalam kehidupan sehari-hari

Kelas V, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allahu Akbar), al-asma’ al-husna (al-Wahhaab, ar-Rozzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni) 1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allahu Akbar)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Wahhaab, ar-Rozzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni)

2. Beriman kepada hari akhir (kiamat) 2.1 Mengenal adanya hari akhir (kiamat)

3. Membiasakan akhlak terpuji 3.1 Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum



4. Menghindari akhlak tercela
4.1 Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari

Kelas V, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
5. Memahami kalimat thayyibah (tarji’) dan
al-asma’ al-husna (al-Muhyii, al-Mumiit) 5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (tarji’)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii)

6. Membiasakan akhlak terpuji
6.1 Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
6.2 Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat

7. Menghindari akhlak tercela 7.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat
kikir dan serakah melalui kisah Qarun

Kelas VI, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal kalimat thayyibah (astaghfirullaahal‘aziim) dan al-asma’ al-husna (al-Qawwiy, al-Hakim, al-Mushawwir dan al-Qadir)

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (astaghfirullaahal‘aziim)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Qawwiy, al-Hakim, al-Mushawwir dan al-Qadir)
2. Beriman kepada takdir Allah 2.1 Mengenal adanya Qada dan Qadar Allah (takdir)

3. Membiasakan akhlak terpuji 3.1 Membiasakan sifat tanggung jawab, adil dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari

4. Menghindari akhlak tercela 4.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat marah, fasik, murtad

Kelas VI, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
5. Mengenal kalimat thayyibah (taubat), dan al-asma’ al-husna (al-Ghafuur, ash- Shabuur dan al-Haliim)


5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (taubat)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Ghafuur, al-Afuwwu, ash- Shabuur dan al-Haliim)

6. Membiasakan akhlak terpuji


6.1 Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS
6.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari.

F. Analisis Terhadap Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
Dari kajian kurikulum mata pelajaran Akidah Akhalak pada Madrasah Ibtidaiyah, kami menganalisis dan menghasilkan beberapa analisis yang meliputi:
1) Pendekatan pembelajaran
Dalam pembahasan di atas disebutkan bahwa struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah kegiatan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada kelas I dan III dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik. Sedangkan pada kelas IV sampai VI kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Pembelajaran tematik merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada tiga landasan, yaitu: landasan filosofis, psikologis, dan yuridis.
Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka.
Pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1) peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) Peserta didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) Peserta didik mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Dari pemaparan di atas kami menganalisis bahwa pendekatan pembelajaran tematik itu sesuai diterapkan untuk pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah karena dapat memberikan pemahaman peserta didik secara menyeluruh.

2) Substansi kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah
SK : Membiasakan akhlak terpuji dan Menghindari akhlak tercela.
Kami menganalisis pada standar kompetensi tersebut lebih menekankan kepada pendidik untuk memberikan contoh tauladan yang baik kepada peserta didik pada saat guru memberikan materi pemebelajarannya. Tidak hanya dalam lingkup lembaga pendidikan tetapi juga pada saat di luar lembaga pendidikan tersebut. Proses pembelajaran ini disebut metode modeling (teladan) dan etika yang baik. Dalam konteks ini pendidik melakukan sesuatu sebelum menyuruh orang lain (siswanya) melakukan sesuatu itu sebagai bentuk pemodelan, sehingga orang lain (siswanya) pun akan dapat mengikuti dan mencerna dengan mudah sebagaimana yang mereka lihat dari seorang pendidik.
KD: Menghafal enam rukun iman, menghafal dua kalimat syahadat.
Pada kompetensi dasar ini tidak sesuai dengan pendekatan tematik yang lebih menekankan pada pemahaman materi daripada menghafal. Maka dari itu kami menganalisa alangkah baiknya jika pendidik menggunakan metode mengulang-ulang materi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat bobot materi yang disamapaikan pendidik untuk mengingatkan peserta didik perihal pentingnya kandungan materi yang disampaikan tersebut, sehingga mereka dapat lebih memahami dan mengingatnya.
SK : Memahami kalimat thayyibah.
Pada standar kompetensi ini peserta didik ditekankan untuk memahami beberapa kalimat thayyibah. Jadi solusi yang sesuai di sini adalah pendidik menggunakan metode media teks, yaitu dengan cara dikombinasikan dengan metode index card match (mencari jodoh kartu tanya jawab) yaitu dengan cara menuliskan pertanyaan dan jawabannya kemudian dibagikan kepada semua siswa secara acak, kemudian bagi siswa yang memperoleh pertanyaan untuk membacakannya dan bagi siswa yang memperoleh jawabannya untuk mencocokkan dengan pertanyaan yang dibacakan.

IV. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa kurikulum Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah itu lebih kompleks jika dibandingkan dengan Sekolah Dasar pada umumnya, karena di dalamnya mencakup mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, Fiqih, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada mata pelajaran Aqidah Akhlak lebih ditekankan pada pemahaman keimanan dan adab. Hal itu dapat dilihat dalam susunan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berisi tentang pemahaman keimanan, kalimat thayyibah, membiasakan akhlak terpuji, dan menghindari akhlak tercela. Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidiyah pada hakikatnya telah disesuaikan dengan perkembangan anak didik, akan tetapi yang namanya buatan manusia pasti tidak akan sesempurna buatan Tuhan. Oleh karena itu perlu ditelaah lagi kurikulum-kurkulum itu agar lebih sempurna.

V. PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun, kami yakin dalam makalah ini masih terdapat kekurangan yang perlu ditambahi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca yang budiman guna untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.





























DAFTAR PUSTAKA

Abu Ghuddah, Abdul Fatttah, 2009, 40 Metode Pendidikan Pengajaran Rasulullah, terj. H. Moechtar Zoerni, Bandung: Irsyad Baitus Salam.
http://tarmizi.wordpress.com/2008/14/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihan-dan-kelemahannya/
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006
Ismail, 2009, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group.

2 komentar:

  1. makasih udah bersedia berbagi.. semoga mnjadi ilmu yg bermanfaat... aaamiin...99x

    BalasHapus
  2. amin ya rab,, terima kasih telah berkunjung,,

    BalasHapus

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail