Rabu, 07 Juli 2010

filsafat

1. Apa pengertian filsafat ?
Jawab : kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cint, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”. Jadi berdasarkan kutipan dapatlah diketahui bahwa dari segi bahasa filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan, atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak. Melihat pengertian filsafat dari segi etimologi atau bahasa berarti kita juga ingin melihat filsafat dari segi terminologinya atau istilahnya. Plato menyatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika. Dan bagi al-Farabi filsafat adalah pengetahuna tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Pythagoras memberikan definisi filsafat sebagai the love for wisdom, menurut Pythagoras manusia yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta kebijakan (lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Descartes memberikan definisi filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan, di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikannya. Immanuel Kant berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala penegtahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: apakah yang kita ketahui, apa yang seharusnya kita kerjakan, sampai di mana harapan kita, dan apakah yang dinamakan manusia. Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
2. Apa saja bidang kajian filsafat?
Jawab: semua ilmu pengetahuan pasti mempunyai bidang kajian, termasuk bidang kajian filsafat yang terdiri atas tiga bidang kajian, yaitu: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dan kami akan mencoba memaparkannya satu persatu.
a. Ontologi, adalah teori hakikat yang membicarakan hakikat benda. Ontologi ingin menjawab pertanyaan: apa sebenarnya realitas benda-benda? Menjawab pertanyaan ini muncul 4 atau 5 aliran, yaitu materialisme, idealisme, dualisme, skeptisisme, dan agnostisisme. Menurut materialisme (sering juga disebut naturalisme), hakikat benda adalah materi benda itu sendiri. Rohani, jiwa, spirit, dan sebangsanya muncul dari benda. Rohani dan kawan-kawannya itu tidak akan ada seandainya tidak ada benda. Idelisme berpendapat sebaliknya, hakikat benda adalah rohani, spirit, atau sebangsanya. Aliran dualisme berpendapat hakikat pada benda itu ada dua, yaitu: material dan imaterial, benda dan roh, jasad dan spirit. Aliran skeptisisme berpendapat bahwa diragukan apakah manusia mampu mengetahui hakikat, mungkin dapat mungkin tidak. Sedangkan aliran agnostisisme menyerah sama sekali, mereka berpendapat bahwa manusia tidak dapat mengetahui mengetahui hakikat benda.
b. Epistemologi, membicarakan antara lain hakikat pengetahuan yaitu apa pengetahuan itu, juga membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Itulah sebabnya kita sering meyebutnya dengan istilah filsafat pengetahuan karena ia membicarakan hal pengetahuan. Istilah epistemologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854.
c. Aksiologi, adalah teori nilai membicarakan guna pengetahuan itu, untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Kedua filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life), ia menjadi pedoman yang berupa ajaran dan ajaran itu dilaksanakan dalam kehidupan. Ketiga filsafat sebagai metode pemecahan masalah.
3. Apa saja pembidangan atau cabang filsafat?
Jawab : persoalan filsafat menyangkut banyak bidang dan karena perkembangannya pengetahuan filsafat semakin meluas menjadi beberapa cabang, timbul pula ranting-ranting sehingga terbentuklah suatu struktur pengetahuan filsafat. Adapun cabang-cabang filsafat tersebut meliputi:
a. Metafisika, yang dipersoalkan di sini mengenai keberadaan pada umumnya. Misalnya mempersoalkan mengenai apakah sifat dasar dari alam semesta ini?. Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat yang membicarakan tentang prinsip-prinsip yang paling universal, membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan (beyond nature), membicarakan karakteristik hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia (immediate experience), berupaya menyajikan suatu pandangan yang komprehensif tentang segala sesuatu, membicarakan persoalan-persoalan seperti hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kemerdekaan, wujud Tuhan, kehidupan setelah mati dan lainnya.
b. Epistemologi, lazimnya disebut juga teori pengetahuan yang secara umum membicarakan mengenai sumber-sumber , karakteristik, dan kebenaran pengetahuan. Persoalan epistemologi (teori pengetahuan) berkaitan erat dengan persoalan metafisika. Bedanya, persoalan epistemologi berpusat pada apakah yang ada?.
c. Metodologi, yang dipersoalkan ialah mengenai metode-metode untuk memperoleh pengetahuan, metode manakah yang paling tepat untuk mencapai pengetahuan yang benar. Apakah kelebihan dan kekurangan dari metode-metode yang ada seperti metode dialektis, metode fenomenologis, metode intuitif, metode posifistis, metode trancendental, dan sebagainya.
d. Logika, adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara yang betul (correct reasoning). Pada mulanya logika disebut sebagai pengetahuan rasional (episteme) yang kemudian dikembangkan oleh para ahli abad tengah yang disebut logika tradisional. Mulai akhir abad ke-19, oleh George Boole logika tradisional dikembangkan menjadi logika moderen, sehingga dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi semata-mata bersifat filsafati tetapi bercorak teknis dan ilmiah. Logika moderen saat ini berkembang menjadi logika perlambang.
e. Etika atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Dalam pemahaman, etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik buruk dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas.
f. Estetika, yang dipersoalkan ialah mengenai indah itu apa?. Apakah indah itu obyektif atau subyektif. Apakah ukuran indah itu?.
4. Apa sifat dasar filsafat?
Jawab: sifat dasar filsafat itu terdiri atas lima bagian yaitu:
a. Berpikir radikal, berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filusuf adalah pemikir yang radikal. Berpikir radikal tidak pernah terpaku hanya kepada satu fenomena tertentu, ia tidak akan berhenti pada satu jawaban tertentu. Dengan berpikir radikal, filsafat berupaya untuk menemukan jawaban dari akar permasalahan yang ada. Filsafat berupaya mencari hakikat yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berpikir radikal bukan berarti hendak mengubah, membuang, atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan berupaya berpikir sacara mendalam, untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal justru berupaya memperjelas realita melalui penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri. Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas akan tetapi berupaya mencari keseluruhan.
b. Berpikir rasional, berpikir secara rasional artinya berpikir secara logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis adalah bukan sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat akan tetapi juga agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis juga menuntut pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang sistematis adalah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa disertai pemikiran yang logis-sistematis dan koheren tidak mungkin dicapai kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis artinya menjaga kemauan untuk terus menerus mengevaluasi argumentasi yang mengklaim dirinya adalah benar. Seseorang yang berpikir kritis tidak akan mudah meyakini suatu kebenaran begitu saja tanpa dasar menguji keabsahan kebenaran tersebut.
c. Mencari asas, dalam memandang keseluruhan realitas filsafat senantiasa berusaha mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas. Mencari asas berarti berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas tersebut dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas. Mencari asas adalah salah satu sifat dasar filsafat.
d. Mencari kebenaran, filusuf pada dasarnya adalah seorang pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya merupakan kebenaran hakikat tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan, maka dapat dikatakan bahwa berfilsafat artinya memburu kebenaran tentang segala sesuatu. Yang namanya kebenaran itu sendiri harus bisa dipertanggungjawabkan. Artinya, kebenaran harus selalu terbuka untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa kebenaran dalam artian filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final akan tetapi selalu bergerak dari satu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti.
e. Mencari kejelasan, filsafat muncul salah satunya disebabkan adanya keraguan. Untuk mengatasi keraguan tersebut maka dibutuhkan yang namanya kejelasan. Ada filusuf yang mengatakan bahwa berfilsafat artinya berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas.
5. Apa alasanya filsafat disebut sebagai induknya ilmu pengetahuan?
Jawab: dahulu pada mulanya filsafat meliputi semua ilmu yang ada pada zamanya: politik, ekonomi, hukum, seni, dan sebagainya. Akan tetapi lama kelamaan dengan intensifnya usaha-usaha yang bersifat empiris dan eksperimental terciptalah satu persatu ilmu yang khusus memecahkan satu bidang masalah. Sehingga terwujudlah berbagai ilmu pengetahuan yang mendasarkan penyelidikannya secara empiris dan eksperimental dan terlepaslah dari filsafat sebagai induknya. Tetapi dengan munculnya ilmu-ilmu tidak berarti telah lenyaplah eksistensi filsafat dan fungsinya. Filsafat masih tetap eksis dan mempunyai fungsi sendiri yang tidak dapat digantikan oleh ilmu pengetahuan. Garapan filsafat berbeda dengan garapan ilmu pengtahuan dan masing-masing dibutuhkan. Dalam kenyataan, setiap ilmu membutuhkan filsafatnya. Ada ilmu hukum ada pula filsafat hukum, ada ilmu pendidikan ada pula filsafat pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail