A. Turunnya Al-Qur’anul Karim
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril
a.s. sebagaimana difirmankan Allah dalam Q.S. As-Syu’ara: 193-195
tAttR ÏmÎ/ ßyr9$# ßûüÏBF{$# ÇÊÒÌÈ 4n?tã y7Î7ù=s% tbqä3tGÏ9 z`ÏB tûïÍÉZßJø9$# ÇÊÒÍÈ Ab$|¡Î=Î/ <cÎ1ttã &ûüÎ7B ÇÊÒÎÈ
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh
Al-Amin (Jibril),
194. Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan,
195. Dengan bahasa Arab yang jelas.
B. Bagaimana Caranya Al-Qur’an Diturunkan?
Al-Qur’an diturunkan dalam dua tahap:
1. Dari Lauhil Mahfuz ke sama’ (langit) dunia secara sekaligus
pada malam Lailatul Qadar.
2. Dari sama’ dunia ke bumi secara bertahap dalam masa dua puluh tiga
tahun.
a. Penurunan Pertama
Pada malam Lailatul Qadar diturunkanlah Al-Qur’an secara sempurna ke
Baitul Izzah di langit pertama. Hal ini berdasarkan nash dalam
Q.S. Ad-Dukhan: 1-3.
üNm ÇÊÈ É=»tGÅ6ø9$#ur ÈûüÎ7ßJø9$# ÇËÈ !$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû 7's#øs9 >px.t»t6B 4 $¯RÎ) $¨Zä. z`ÍÉZãB ÇÌÈ
1. Haa miim[1368].
2. Demi kitab (Al Quran) yang menjelaskan,
3. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369]
dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.
[1368] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim
shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat,
dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang
memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa
huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya
memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.
kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya
buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran
itu.
[1369] Malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan.
di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
Kemudian dalam Q.S. Al-Qadr: 1-2.
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ !$tBur y71u÷r& $tB ä's#øs9 Íôs)ø9$# ÇËÈ
1. Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul
Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu
permulaan turunnya Al Quran.
Dan juga dalam Q.S. Al-Baqarah: 185.
ãöky tb$ÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky ãNä3YÏB tök¤¶9$# çmôJÝÁuù=sù ( `tBur tb$2 $³ÒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$r& tyzé& 3 ßÌã ª!$# ãNà6Î/ tó¡ãø9$# wur ßÌã ãNà6Î/ uô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur crãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ
185. (Beberapa hari yang ditentukan
itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di
antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur.
Pada malam Lailatul Qadar, Al-Qur’an diturunkan pada tahap pertama,
yaitu diturunkan ke Baitul Izzah di langit pertama. Hal ini karena
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi dalam masa yang panjang, yaitu selama masa
kerasulan 23 tahun dan diturunkan tidak hanya pada bulan Ramadhan, tetapi
juga pada bulan selainnya.
b. Penurunan Kedua
Penurunan tahap yang kedua adalah dari langit pertama ke dalam lubuk hati
Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur-angsur, yaitu selama 23 tahun sejak
kebangkitannya sebagai Rasul sampai beliau wafat.
Alasan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur terdapat dalam
Q.S. Al-Isra’: 106.
$ZR#uäöè%ur çm»oYø%tsù ¼çnr&tø)tGÏ9 n?tã Ĩ$¨Z9$# 4n?tã ;]õ3ãB çm»oYø9¨tRur WxÍ\s? ÇÊÉÏÈ
106. Dan Al Quran itu telah Kami
turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada
manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
Dan juga terdapat dalam Q.S. Al-Furqan: 32.
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. wöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4 y7Ï9ºx2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8y#xsèù ( çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ
32. Berkatalah orang-orang yang
kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun
saja?"; demikianlah[1066] supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacanya secara tartil (teratur dan benar).
[1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi
diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati Nabi Muhammad
s.a.w menjadi kuat dan tetap.
C. Hikmah Turunnya Al-Qur’an Berangsur-angsur
Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu mengandung hikmah yang nyata
serta rahasia mendalam yang hanya diketahui oleh orang-orang yang alim atau
pandai. Di sini kami simpulkan garis besarnya sebagai berikut.
1. Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi celaan dari orang-orang musyrik.
2. Meringankan Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu
3. Mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memberi pemahaman bagi kaum
muslimin
4. Tadarruj (selangkah demi selangkah) dalam menetapkan hukum samawi
5. Sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi dan mengingatkan atas kejadian itu
6. Petunjuk terhadap asal (sumber) Al-Qur’an bahwasanya Al-Qur’an diturunkan
dari Zat yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.
D. Bagaimana Cara Nabi Menerima Al-Qur’an?
Nabi Muhammad menerima Al-Qur’an dengan perantaraan Malaikat Jibril,
sedangkan Malaikat Jibril menerimanya dari Allah Tuhan Yang Maha Agung. Jibril Al-Amin
tugasnya menyampaikan Kalam Allah dan menyampaikan wahyu kepada Rasulullah
SAW dan mengajarkannya kepadanya, kemudian Rasulullah SAW menyampaikan kepada
umatnya. Allah memberi julukan kepada Jibril dengan Al-Amin (yang
terpercaya) dalam menyampaikan wahyu, karena ia dapat menyampaikannya
sebagaimana yang ia terima dari Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Q.S.
At-Takwir: 19-21.
¼çm¯RÎ) ãAöqs)s9 5Aqßu 5OÌx. ÇÊÒÈ Ï >o§qè% yZÏã Ï Ä¸öyèø9$# &ûüÅ3tB ÇËÉÈ 8í$sÜB §NrO &ûüÏBr& ÇËÊÈ
19. Sesungguhnya Al Qur'aan itu
benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),
20. Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah
yang mempunyai 'Arsy,
21. Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.
Allah kembali menekankan julukan terhadap Jibril dengan firman-Nya dalam
Q.S. Asy-Syu’ara: 193-194.
tAttR ÏmÎ/ ßyr9$# ßûüÏBF{$# ÇÊÒÌÈ 4n?tã y7Î7ù=s% tbqä3tGÏ9 z`ÏB tûïÍÉZßJø9$# ÇÊÒÍÈ
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh
Al-Amin (Jibril),
194. Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan,
Adapun yang dimaksud dengan hakikat kalam dan hakikat yang turun ialah kalamullah
dan turunnya dari Rabbul Alamin (Pemelihara Semesta Alam). Sebagaimana
firman-Nya dalam Q.S. An-Naml: 6.
y7¯RÎ)ur ¤)n=çGs9 c#uäöà)ø9$# `ÏB ÷bà$©! AOÅ3ym AOÎ=tæ ÇÏÈ
6. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar
diberi Al qur'an dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.
Bila turun Al-Qur’an, Rasulullah SAW mengalami kesulitan. Beliau berusaha
mengonsentrasikan pikirannya untuk menghafalnya. Beliau sering mengulang bacaan
ayat Al-Qur’an bersama Jibril karena merasa khawatir apabila ada yang terlupa
(hilang). Allah SWT memerintahkan Nabi agar mendengarkan baik-baik apabila
Jibril membacakannya. Ia menenteramkan hatinya bahwa Allah SWT akan menjamin
agar Al-Qur’an terpelihara dalam hatinya. Karena itu, Nabi Muhammad SAW tidak
perlu tergesa-gesa dalam membaca dan ia tidak memaksakan diri dalam
menerimanya. Firman Allah SWT dalam Q.S. Taha: 114.
n?»yètGsù ª!$# à7Î=yJø9$# ,ysø9$# 3 wur ö@yf÷ès? Èb#uäöà)ø9$$Î/ `ÏB È@ö6s% br& #Ó|Óø)ã øs9Î) ¼çmãômur ( @è%ur Éb>§ ÎT÷Î $VJù=Ïã ÇÊÊÍÈ
114. Maka Maha Tinggi Allah raja
yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah: "Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
[946] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan
Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya,
agar dapat Nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan memahami betul-betul ayat yang
diturunkan itu.
Adapun jaminan Allah SWT atas terpeliharanya Al-Qur’an terdapat dalam
firman Allah SWT Q.S. Al-Qiyamah: 16-19.
w õ8ÌhptéB ¾ÏmÎ/ y7tR$|¡Ï9 @yf÷ètGÏ9 ÿ¾ÏmÎ/ ÇÊÏÈ ¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ §NèO ¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmtR$ut/ ÇÊÒÈ
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu
untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya[1532].
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.
[1532] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan
Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya,
agar dapat Nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan memahami betul-betul ayat yang
diturunkan itu.
E. Apakah Sunnah Nabawiyah itu Wahyu dari Allah?
Telah kita maklumi bahwa Al-Qur’anul Karim adalah Kalam Allah dalam arti
bahwa lafaz dan maknanya dari Allah SWT di dalamnya tidak ada masukan sesuatu
pun, baik dari Jibril maupun dari Muhammad SAW keduanya hanya sekedar
menyampaikan dari Allah SWT. Adapun sunnah Nabi Muhammad SAWmerupakan wahyu
dari Allah pula, namun lafaznya dari Nabi Muhammad SAW sedangkan maknanya dari
Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dalam Q.S. An-Najm: 3-4.
$tBur ß,ÏÜZt Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ ÷bÎ) uqèd wÎ) ÖÓórur 4Óyrqã ÇÍÈ
3. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar